KESEDIHAN
Dari separuh ruang hati yang sesak aku berteriak, memarahi keadaan yang menyebalkan bagiku, mungkin juga bagimu. Aku menahan sesak amarah di dada, hingga terasa senggal bagai berlari-lari tak henti henti menemukan ujung tujuan.Memang semua itu hanya emosi, tapi inilah yang membuatku ingin menyeruak kembali dan menghajar dinding pemisah ini.
Bukan masalah segenggam emas "Bukan" hanya dimanakah rasa kepedulian itu, itu saja... Semua kini hanya jadi Monolog, karena tanpa disadari, selama ini kita tak ada dialog "Sedikitpun tak ada dialog".
Aku benci begini, aku yang terlalu tersudut, kini menguap sudah yang tersisa. Apa guna kedua tangan ini bertengadah memanjatkan harapan dan Doa bagi kita.
Tapi sudahlah Tuhan tak pernah menguji makhluknya melebihi kemampuannya. Biarlah semua menjadi pelajaran hidup, kini aku akan tetap menengadahkan kedua tangan yang lemah ini padamu. Berharap berikan cahaya yang lebih bersinar terang.
Karena dari situlah jalan terbaik akan terlihat jelas. Dimana kegagalan adalah isyarat darinya bahwa akan diberikan yang lebih baik lagi. Aku yakin semua ini adalah proses, proses penyeleksian alam dari yang kuasa.
Sekarang sapu semua air mata yang sudah tertumpah, bangkit dari yang mencintai kita lebih dari apapun. "Keluarga tersayang". Mereka adalah sebaik-baiknya.
Mereka yang selalu mencurahkan rasa cinta padaku yang tak terbatas. Aku yakin dan percaya pada itu semua.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar