CERITA CINTA DALAM CITA - CITA
Siapa yang tak ingin bila setiap mimpi dan harapannya didoakan agar terwujud dan terpenuhi, disuguhi kalimat-kalimat dorongan penuh semangat, hingga bahkan tawaran bantuan agar cita-cita itu tak hanya sekedar impian.
Tentu, tiada hati yang menolak dipayungi keteduhan dalam mengarungi masa-masa terik perjuangan, langkah kaki biar kecil biar tak menulu diajak berlari namun setidaknya mampu bertahan menjejaki petualang yang kadang seakan tak tampak dimana ujungnya, godaan untuk berhenti sama sekali, rayuan yang berbisik-bisik agar mengubah haluan seringkali datang sekehendaknya, saat kita tegar ia hanya serupa angin lalu yang bertiup sesekali.
Namun dalam masa-masa kritis tiba-tiba hadirnya begitu sulit diabaikan, mendadak ia menjadi penting, mengganggu bangunan mimpi yang telah lama kita rancang sebelumnya.
Tapi selalu saja ada nilai di balik itu, bukan tujuan yang semata-mata berharga, melainkan juga perjuangannya, tebing yang terjal membuat lengan kita jauh lebih kuat. Melainkan sepasang mata yang cerdik dalam memilih pegangan, serta langkah yang penuh kehati-hatian namun berani mengambil keputusan, dalam berlayar menggapai impian tak selamanya kita akan berkawan dukungan. Tatapan sinis meremehkan, kata-kata pedas merendahkan atau galak tawa mencemooh adalah gelombang besar dalam lautan cita-cita kita ia pasti datang, namun coba saksikan seorang laki-laki yang membangun bahtera itu, bahtera yang demikian benar itu ia bangun dengan penuh cinta dan ketekunan.
Kerja yang berselimut kesabaran, sabar dalam menitinya hingga rampung dan sempurna. Juga sabar dalam menjadi bahan ejekan dan tertawaan, tapi ia tetap bekerja.
Bahtera itu adalah juga bahagia dari masa depannya, masa yang belum tiba, masa yang belum datang berkunjung, hingga saat itu betul-betul hadir nyata segala upaya dan kerja kerasnya tak sia-sia, disinilah kita belajar tentang ketekunan dan kesabaran, belajar untuk meresapi kesadaran bahwa mimpi-mimpi kita, harapan-harapan kita tak hanya menjanjikan wajah paruh senyum serta dada yang lapang berbunga-bunga, biar saja.
Biar saja salju yang penuh pesona itu hadirnya ditanami dingin yang membekukan dan biar saja cita-cita kita sempurna menjadi nyata dengan membawa ceritanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar